Rabu, 01 April 2009

SAJAK AIR MATA PELESTINA

Sajak Husnu Abadi


I.
Air mata Palestina adalah air mata abad ini.
Air mata Pelestina adalah seribu dua ratus anak manusia yang menjadi korban senjata fosfor putih yang pedih, yang kejam dan menyisakan dua puluh ribu anak-anak kehilangan tempat bersemayam
Air mata Palestina adalah air mata ketidak berdayaan negeri-negeri yang menjungjung sunnah nabi menghadapi kaum tyrani
Air mata Pelestina adalah air mata pertengkaran sesama anak negeri yang tak henti-henti
Air mata Palestina adalah air mata masjid yang suci, arah Kiblat Pertama masa nabi, yang dilangkahi sepatu-sepatu serdadu yang tak berhati nurani

II
Air mata Palestina, bagaimana aku sanggup melupakanmu

Dalam masa yang begitu singkat, rumah dan sekolah dengan terlalu mudah telah dihancurkan berkeping-keping dan berdebu-debu, bagaikan merubuhkan rumah kardus para pemulung di kota kami
Anak-anak kecil yang tengah bermain, menjadi mangsa bom curah pesawat canggih yang dirancang melumpuhkan pasukan perlawanan mengingatkan aku pertempuran di Surabaya di tahun empat lima
Kaum perempuan tak berdaya, kaum papa lanjut usia, menjadi mangsa senjata modern tak bermata, mengingatkan aku pembantaian pasukan Westerling atas 40.000 orang di selatan Sulawesi


Dalam masa-masa lalu yang panjang, tanah pertanian dan taman-taman di perkampungan telah di jarah dan dimusnahkan oleh ratusan bulldozer Tel Aviv , mengingatkan aku nasib suku asli di negeri kami ketika berhadapan dengan kaum pemodal yang dikawal asykar kerajaan
Air mata Palestina adalah air mata yang tak bisa diramal kapan tak lagi mengalir


III
Ada air mata lain yang terpaksa harus mengalir
Ketika aku melihat negeri-negeri kaya di sekitarnya hanya termangu dan tertunduk lesu
Mereka hanya pandai mengeluarkan fatwa, dan kemudian berteriak sambil enggan mengeluarkan harta
Mereka pandai bermain mata dengan negeri-negeri yang juga kaya, berteman dengan sang adi daya, yang amat pandai menjadikan mereka hamba sahaya
Mereka sangat sanggup menggadaikan bumi dan harga diri buat menerima uluran tangan persahabatan Tuan-tuan yang berdasi
Ada Air mata lain yang mengalir dari sini, dari negeri-negeri yang selamanya bermental hamba sahaya

IV
Air Mata Palestina adalah air mata dari Salma Musleh, anak gadis dua tahun dari desa Bait Lahiya yang merana
Air mata Palestina adalah air mata negeri-negeri penghamba yang menderita
Aku sangat malu dan merasa tak pantas membelamu Palestina, yang punya kekayaan hanya pandai berkata-kata
Maafkan aku, Palestina ......
Maafkan


22 Januari 09

Penulis adalah penyair yang menulis antologi : Lautan Kabut (1998), Lautan Melaka (2002), Lautan Zikir (2004) dan buku Leksikon Sastra Riau (2009) Alamat Email : mhdhusnu@yahoodotcom. Seharihari sebagai pensyarah pada Fakultas Hukum Universitas Islam Riau, Ketua Badan Kerjasama Kesenian Indonesia (BKKI) Wilayah Riau. Puisi ini telah dibacakan pada pertemuan diskussi akbar Hizbutt Tahris Indonesia Kota- Pekanbaru, hari Ahad, Februari 2009, di Aula Balai Latihan Kehutanan (BLK) Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar